23 Nov 2010

I Like Monday

 

Banyak orang membenci hari senin, tetapi tidak bagi saya. bagi saya hari senin itu menyenangkan. Menyenangkan karena hari dimana bisa memulai kembali bertemu dengan anak-anak dan pastinya karena ada satu acara rutin yang saya nantikan, “Upacara Bendera”.

entah kenapa saya menjadi orang yang suka upacara bendera. Hal yang ketika jaman SMA malas saya lakukan.

IMG_0590

walau saya harus panas-panasan atau harus mengatur anak-anak berbaris sebelum uapacara dimulai, tapi sekali lagi saya suka itu.

dulu waktu di SD saya masih ingat ketika saya harus menjadi pemimpin upacara. dulu pun upacara bendera sangat menyenangkan, bisa berdiri memimpin teman-teman yang lain. berdiri tegak, seakan-akan saya lah orang yang paling berani, paling hebat dan palling segalanya.

tak pernah terbayangkan setelah lulus SMA saya harus kembali upacara bendera tiap senin pagi namun sekarang berbeda. Saya berdiri di depan bersama guru yang lain bahkan senin kemaren saya menjadi Pembina Upacara. hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelum saya menjadi pengajar muda.

ada perasaan gugup, grogi dan tidak percaya diri rasanya menjadi pusat di tengah kerumunan orang yang baru saya kenal, ada anak-anak yang senyum-senyum melihat keberadaan saya di depan mereka, ada yang cuek dan ada yang menatap saya begitu tajamnya melihat senti demi senti bagian tubuh saya.

Mungkin senin itu hari yang kurang beruntung buat saya, tidak ada satu orang pun yang memberi tahu jika pembina upacara pada upacara kali ini adalah saya. jadi ketika MC berkoar “Pembina upacara memasuki lapangan upacara” tiba-tiba petugas upacara yang bertugas menjemput ke tempat para dewan guru berada dan dia mengarah ke arah tempat saya. “waduh ko saya sih” teriaku dalam hati.

Pak Sutarto, guru kelas 3 yang berdiri persis disampaing saya menganggukan kepala. Hanya menganggukan kepala. gerakan yang seakan-akan memberikan kepercayaan diri kepada saya untuk segera maju dan berdiri di tengah lapangan.

apa daya selain harus maju dan berdiri di titik itu. detik-detik pertama berdiri di titik itu adalah memikirkan apa yang harus saya bicarakan ketika nanti “amanat pembina upacara”.   otak kiri dan kanan saya harus berputar secara cepat mencari kesimbangan dan dapat menghasilkan kata-kata yang setidaknya enak di dengar oleh para guru, kepala sekolah dan tentu saja mudah dipahami oleh anak-anak.

Hari Guru. huhu akhirnya saya mendapat topik, hari gguru menyelamatkan saya untuk membisu dihadapan orang-orang yang mengharapkan saya bisa berbicara banyak.

walaupun tidak seberkualitas Mr Anies baswedan, tapi setidaknya saya bisa mengingatkan bahwa guru adalah orang yang harus kita hormati dan hargai. tanpa mereka orang-orang tak mengenal pendidikan, guru lah ujung tombak pendidikan yang selalu berhadapan dengan anak-anak Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar