14 Sep 2010

Resensi-Resensian Film Sang Pencerah

Tepatnya dua hari yang lalu, hari minggu tanggal 12 sept 10 saya berhasil nonton film yang judulnya 'Sang Pencerah' di sebuah bioskop XXI di salah satu mall kota Bekasi.
Tertulis di tiket bahwa film akan dimulai pukul 15.00..
Karena masih jam 14.00,, Sebelum nonton jalan2 dulu dikit..

Saya datang bersama seorang gadis.. Sebut saja Bunga (bukan nama sebenarnya, red)
Pas dibilang kalo 'Pintu Teater 2 Sudah Di Buka...' kami pun langsung masuk..

Percis sebelum film dimulai ada tukang popcorn n minuman nawarin dagangannya, krn pengen nyemil akhirnya beli popcorn n minum dulu deh..

〔ups.. Ini mau resensi film atau mau cerita nonton yah?〕

Film dimulai..
Krik..krik..krik..
Penonton sepi, dan lampupun mati.. Gelap dan sunyi.

Film ini cerita
nyata tentang awal mulanya Muhammadiyah didirikan, awalnya ada Ikhsan Idol yang jadi KH Ahmad Dahlan Remaja,,

Pemuda ini punya pandangan lain yang aga berbeda dengan kebiasaan warga masyarakat dalam menjalankan ibadahnya.
Misal, ada 2 warga yang menyediakan sesajen.. Pas orang itu udah pergi, eh malah diambil sama Ahmad Darwis -nama kecil KH Ahmad Dahlan-
terus dibagiin ke masyarakat sesajennya itu. Menurut dia, berdoa itu ga mesti pake sesajen segala..

Setelah naek haji, belajar agama dan mendapat nama baru, Ahmad Dahlan muda kembali ke indonesia dan banyak konflik terjadi sekembalinya dia.

Ahmad Dahlan dewasa berusaha menjalani konflik2 yang terjadi dengan tegar. Konflik berkutat seputar pandangan beberapa orang yang masih 'kolot' dalam menjalani kehidupan beribadah.

Berbagai konflik dapat dia lalui hingga ia terlihat lebih tua, beruban, dan pada akhirnya bisa mendirikan sebuah perkumpulan bernama Muhammadiyah.

Setting dalam film ini sangat menarik. Kita akan dibawa ke jaman penjajahan belanda di tahun 1880-1900an.

Skenarionya keren, pilihan kata-kata yang baik dan menarik..

Dibintangi beberapa pemain yang sudah mumpuni buat maen felm.

Tapi sayang saya bingung sama klimaksnya film ini. Semua konflik sama. Menjadi monoton..
Mungkin alurnya yang membuat menjadi membosankan..
Hampir tidak ada kejutan..

Namun saya salut pada sutradara film ini, Hanung Bramantyo, yang bisa menggambarkan sebuah kejadian yang terjadi beratus-ratus tahun yang lalu..
Gud Job guys.

Hebatnya juga istrinya disuruh maen di film ini..
Hoho3x..

Kalo dari sisi musikalitasnya..
Hmm.. Lumayan seru bunyi2an yang muncul, tapi Si Bunga (gadis yang datang bersama saya) bingung karena tak ada secuil pun lagu Nidji yang Tuhan Maha Cinta muncul di film itu,

Oya, ngomongin Nidji.
Film ini juga sepertinya jadi debutnya buat Giring Nidji bermain film..
Menurut saya c, lumayan juga. Ga kalah dari aktingnya ariel peterpan di filmnya Sang Pemimpi..

Intinya sich ketika kita yakin apa yang kita lakukan itu benar, maka jangan takut untuk memperjuangkannya.

Karena ketika Kita menolong agama Allah, maka Allah pun akan menolong kita.
Ustad mode On.


Film di akhiri,, Perkumpulan muhammadiyah didirikan..

Setelah film selesai saya pun langsung ke toilet karena udah ga tahan..
(Ho3x.. Gapenting.com).

Buat yang belum nonton film ini, silahkan akang-teteh tonton kalo uang lebarannya masih ada.. Bersama keluarga, pacar, teman atau sahabat..

Selamat menonton, semoga bisa menginspirasi untuk kehidupan akang-teteh sekalian.

sumber gambar: http://ndyteen.com/wp-content/uploads/2010/08/Film-Sang-Pencerah.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar